Masuk Surga dengan Rahmat atau Dengan Amal

Pertanyaan :
Saya pernah mendengar sorang khatib dalam khotbah Jum'at berkata bahwa seseorang bisa masuk surga karena rahmat Allah. Namun, ada pula mubalig yang berkata bahwa seseorang bisa masuk surga karena amal ibadahnya. Mohon penjelasan, bagaimanakah yang sebenarnya?

Jawaban :
Mengenai masalah ini, terjadi ikhtilaf (perbedaan pendapat) di kalangan ulama, disebabkan adanya dua dalil, yaitu Al-Qur'an dan Hadis yang secara sepintas kelihatnnya bertentangan.
Menurut zhahir nash Al-Qur'an, bahwa seseorang masuk surga karena amal ibadahnya. hal ini dapat kita temukan pada beberapa ayat dalam Al-Qur'an, antara lain:


"Masuklah kamu ke dalam surga disebabkan apa yang telah kamu kerjakan." (QS. an-Nahl:32)

"Itulah surga yang diwariskan kepadamu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan." (QS. al-A'raaf:43).

Menurut zhahir nash Hadis Nabi saw., bahwa amal ibadah tidak dapat memasukkan seseorang ke dalam surga, bahkan tidak pula menjauhkan seseorang dari azab api neraka, melainkan karena rahmat Allah semata.

Dalam kitab Shahih Muslim terdapat hadis yang menyebutkan:


عَنْ جَابِرٍ قَالَ: سَمِعْتُ النبي صلى الله عليه وسلم يقولُ :

لا يُدْخِل اَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ وَلاَيُجِيْرُهُ مِنَ النَّارِ

وَلاَ اَنَا اِلاَّ بِرَحْمَةٍ مِنَ اللهِ


Dari Jabir, ia berkata: saya pernah mendengar Nabi saw. bersabda: "Amal saleh seseorang di antara kamu tidak dapat memasukkannya ke dalam surga dan tidak dapat menjauhkannya dari azab api neraka dan tidak pula aku, kecuali dengan rahmat Allah." (Riwayat Muslim: kitab Shahih Muslim, Juz II, halaman 528)

Dalam Riwayat lain bunyinya begini:


عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم

لَنْ يُدْخِلَ اَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ قَالُوْاوَلاَاَنْتَ يَارَسُوْلُ الله؟

قَالَ وَلاَ اَنَا اِلاَّ اَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللهُ مِنْهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ


Dari Abi Hurairah, ia berkata: Rasulullah saw. telah bersabda: "Amal saleh seseorang di antara kamu sekali-kali tidak dapat memasukkannya ke dalam surga." Mereka (para sahabat) bertanya, "Hai Rasulullah, tidak pula engkau?" Rasulullah menjawab, "Tidak pula aku, kecuali bila Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepadaku." (Riwayat Muslim; kitab Shahih Muslim, Juz II, halaman 528)

Mengenai hadis yang menyatakan bahwa seseorang masuk surga bukan karena amalnya, tetapi karena rahmat Allah dan karunia-Nya, kami telah menemukan dalam kitab Shahih Muslim, lebih dari empat buah hadis banyaknya.

Sebenarnya bila dalil-dalil Al-Qur'an dan Hadis-hadis Nabi tersebut dianalisis agak mendalam, tidaklah terdapat pertentangan (ta'arudh), melainkan dapat kita kompromikan.

Untuk lebih jelasnya perhatikanlah komentar dua tokoh ulama. Yang satu terkenal sebagai pakar dalam bidang tafsir, sedangkan yang kedua terkenal pakar dalam bidang Fiqih dan Hadis, yaitu :

1. Imam Ahmad Ash-Shawi Al-Maliki, dalam kitab tafsirnya Ash-Shawi; ketika mengompromikan kedua dalil tersebut, beliau berkata:


اِنْ قُلْتَ وَرَدَ فِى الْحَدِيْثِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه

وسلم قال: لَنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ اَحَد بِعَمَلِهِ قِيْلَ وَلاَاَنْتَ

يارسول الله ؟ قال وَلاَ اَنَااِلاَّ اَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللهُ بِرَحْمَتِهِ.

اُجِيْبُ بِاَنَّ اْلآيَة مَحْمُوْلَةٌ عَلَى الْعَمَلِ الْمَصْحُوْبِ

بِالْفَضْلِ وَالْحَدِيْثَ مَحْمُوْلٌ عَلَى الْعَمَلِ الْمُجَرَّدِ عَنْهُ


Jika engkau berkata telah terdapat keterangan dalam sebuah hadis bahwa Rasulullah saw. telah bersabda: "Seseorang sekali-kali tidak masuk surga dengan amalnya." Rasulullah ditanya, "Dan tidak pula engakau, hai Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Dan aku pun tidak, kecuali Allah melimpahkan rahmat-Nya."
Lalu Imam Ash-Shawi menjawab, "Bahwasanya amal yang tersebut dalam ayat Al-Qur'an itu ialah amal yang disertai dengan fadhal (karunia Allah), sedangakan amal yang dimaksud dalam hadis Nabi itu ialah amal yang tidak disertai karunia Allah." (Tafsir Shawi II:75)

2. Imam Muhyiddin An-Nawawi dalam kitabnya Syarah Shahih Muslim; ketika mengompromikan kedua dalil tersebut di atas, beliau menjelaskan :


وَفِى ظَاهِرِ هذِهِ الاَحَادِيْثِ دَلاَلَةٌ ِلاَهْلِ الْحَقِّ اَنّهُ لاَ يَسْتَحِقُّ

اَحَدٌ الثَّوْابِ وَالْجَنَّةَ بِطَاعَتِهِ، وَاَمَّا قَوْلُهُ تعالى: اُدْخُلُوْا

الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ "و" اَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ اُرِثْتُمُوْهَا

بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ" وَنَحْوُهُمَا مِنَ اْلآيَاتِ الداَّلَّةِ عَلَى

اَنَّ اْلاَعْمَالَ يُدْخِلُ بِهَاالْجَنّة فَلاَ يُعَارِضُ هذِهِ الاحادِيْث

بَلْ مَعْنَى الآياتِ اَنّ دُخُولَ الجنّةِ بِسَبَبِ الاعْماَلِ ثُمَّ التَوْفِيْقُ

لِلاِْعْمَالِ والهِدَايَةُ لِلاِْخْلاَصِ فِيْهَا وَقَبُوْلُهَا بِرَحْمَتِ الله وَفَضْلِهِ

Dan dalam kenyataan hadis-hadis ini ada petunjuk bagi ahli haq, bahwasanya seseorang tidak berhak mendapat pahala dan surga karena amal ibadahnya. Adapun firman Allah Ta'ala: "Masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan," dan " Itulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang telah kamu kerjakan," dan seumpama keduanya dari beberapa ayat Al-Qur'an yang menunjukkan bahwasanya amal ibadah itu tidak dapat memasukkan ke dalam surga, maka firman Allah itu tidak bertentangan dengan beberapa hadis ini. Akan tetapi, ayat-ayat itu berarti, bahwasanya masuknya seseorang ke dalam surga karena amal ibadahnya, kemudian mendapat taufik untuk melakukan amal ibadah itu dan mendapat hidayah untuk ikhlas dalam ibadah sehingga diterima di sisi Allah adalah berkat rahmat Allah dan karunia-Nya. (Kitab Syarah Shahih Muslim, juz XVII, halaman 160-161)

Jadi, tidak benar kalu ada seorang khatib dalam khotbah Jum'atnya itu berkata bahwa seseorang masuk surga karena rahmat Allah swt semata, sebab tidak sesuai dengan bunyi nash ayat-ayat Al-Qur'an.

Begitu pula tidak tepat kalau ada seseorang mubalig dalam pidatonya berkata bahwa seseorang masuk surga karena amal ibadahnya semata, sebab menyalahi bunyi nash Hadis-hadis Nabi saw. yang shahih.

Yang benar ialah, seseorang masuk surga berkat amal ibadahnya dan dengan adanya rahmat Allah serta karunia-Nya; ia di beri taufik untuk beramal dan diberi hidayah agar ia ikhlas dalam beramal.

wallahu a'lam

Sumber:
"Umat Bertanya Ulama Menjawab"
(KH. Drs. Ahmad Dimyathi Badruzzaman)



Artikel yang berhubungan



0 comments:

Posting Komentar

..:: Bisnis ::..

..:: Postingan Terbaru ::..

..:: Komentar ::..

  © hpk_uin@yahoo.com Template by Ourblogtemplates.com 2008

Kembali ke: